-->

Menelusur jejak Legenda wisata Gua Kreo di Semarang – “wisata semarang goa kreo”

- 1/17/2017

Menelusur jejak Legenda wisata Gua Kreo di Semarang – “wisata semarang goa kreo”

 
Halo sobat traveler serta pecinta jalan-jalan, di artikel ini kami akan tidak banyak mengulas satu dari sekian banyaknya wisata yng Amat ternama di semarang, serta legendaris. Wisata ini merupakan wisata GOA KREO.

Mengenal goa kreo

Goa Kreo merupakan sebuah tempat wisata yng ada di Semarang. Tempat Wisata Goa Kreo adalah areal hutan seluas ± 5 hektar yng terdapat atau terletak di daerah perbukitan (Gunung Krincing ) serta lembah Sungai Kreo, tepatnya di Dukuh Talun Kacang Kelurahan Kandri Kecamatan Mijen. Jarak lokasi sekitar ± 13 km dari bundaran Tugu Muda ke arah selatan.

Sejarah Goa Kreo


wisata Gua Kreo di Semarang
wisata Gua Kreo di Semarang
wisata Gua Kreo di Semarang Goa Kreo dipercaya menjdai petilasan Sunan Kalijaga era mencari kayu jati bagi atau bisa juga dikatakan untuk membangun Masjid Agung Demak. Pendapat dari legenda Sunan Kalijaga bertemu yang dengannya sekawanan kera yng lantas disuruh melindungi kayu jati yang telah di sebutkan.
Kata "Kreo" berasal dari kata "Mangreho" yng berguna peliharalah ataupun jagalah. Obyek wisata Goa Kreo sehari-hari mulai jam 6.00-18.00. Disekitar Goa Kreo terdapat hamparan sawah yng luas, tebing-tebing curam penuh pepohonan serta sungai jernih berbatu.
wisata Gua Kreo di Semarang
Ada dua hal yag menjadi daya tarik daerah wisata ini. Pertama, goa yng menjadi sarang puluhan kera liar. i sini kita mampu menemukan puluhan kera yng berkeliaran secara bebas. Andai beruntung, pengunjung mampu melihat kera-kera liar akan tetapi jinak. Kedua, di daerah ini pun terdapat air terjun kecil yng jernih. Pengunjung mampu bermain-main serta menikmati udara sejuk secara bebas. Sebuah pemandangan yng sulit di jumpai di kota besar.
wisata Gua Kreo di Semarang
wisata Gua Kreo di Semarang
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencapai mulut Goa, pengunjung Perlu melewati anak tangga yng cukup tidak sedikit serta curam. Disebelah Utara Goa Kreo terdapat air terjun yng berasal dari banyak sekali sumber mata air yng jernih serta tak kering meski musim kemarau panjang. Disamping mempunyai pemandangan yng indah Goa Kreo pun dilengkapi sarana-sarana lain semisal : tempat bermain anak semisal ayunan, papan luncur dll.

Tiket Masuk

Harga tiket Amat bersahabat dikantong. Cukup yang dengannya Rp 2500; /orang serta parkir kendaraan roda dua Rp 1000; dihari biasa, anda sekalian bisa menikmati tempat ini.

Akses

Sebetulnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk menuju ke tempat ini cukup gampang. Gua Kreo tidak jauh dari pusat kota Semarang. Anda sekalian cuma butuh mengambil jalan menuju daerah sampangan (ataupun Sampokong) anda sekalian telah bisa menemukan petunjuk jalan ke arah Gua Kreo.


Tidak cuma menemukan Gua serta penghuninya (kera), disini teman-teman pun akan menemukan panorama Bendungan Jatibarang. Sepeti bendungan pada biasanya, keindahan riak air membaur yang dengannya alam disekitarnya. Apalagi terlihat kera-kera liar yng berkeliaran di sekitar jembatan dibendungan ini. Maklum, sesuai sejarah, Gua Kreo memanglah dihuni oleh kera, jadi jangan heran andai anda sekalian akan menemukan tidak sedikit kera disini. Mungkin mampu dijadikan pertimbangan, anda sekalian Perlu berhati-hati andai membawa makanan, bisa-bisa makanan anda sekalian “dijambret” kera-kera ini hehehe. Yap saya rasa cukup sekian tidak banyak curhatan ihwal Gua Kreo. Salah satunya tempat wisata alam yng recommended di Semarang.

Legenda yng lain-lainnya


Konon Legenda Gua Kreo tidak terpisahkan yang dengannya legenda asal mula nama Jatingaleh, sebuah kelurahan di lereng Bukit Gombel, Kecamatan Candisari, Kota Semarang. Dikisahkan, dahulu seorang wali yng punya kemampuan lebih, semisal Sunan Kalijaga, bisa berkomunikasi yang dengannya tumbuhan serta binatang. Malah, ada juga pohon-pohon yng dipercaya mampu beralih tempat.
Pendapat dari legenda, kayu jati yng akan dipakai menjdai satu dari sekian banyaknya saka guru Masjid Agung Demak, merupakan potongan kayu dari pohon jati yng berada di lereng Bukit Gombel. Ajaibnya, sewaktu Sunan Kalijaga akan mengambil kayu jati di daerah yang telah di sebutkan, sebenarnya pohon jati itu telah tak ada.
Sunan Kalijaga lantas mencari ke mana pohon jati itu beralih. Dia terus mencari hingga ke hutan yng era ini dikenal menjdai daerah Gua Kreo. Sedangkan tempat asal pohon jati itu lantas diberi nama Jatingaleh (bahasa Jawa) yng pengertiannya ”jati beralih”.
Akhirnya Sunan Kalijaga menemukan kayu jati yng beralih itu, namun berada di tempat yng sulit bagi atau bisa juga dikatakan untuk diambil. Dia lantas bersama di dekat sebuah gua, sampai-sampai datang empat ekor kera, masing-masing berbulu merah, kuning, putih, serta hitam. Kera-kera itu memberikan niat baik ingin membantu Sunan Kalijaga mengambil kayu jati yng dimau-kan. Sunan Kalijaga mendapatkan bantuan orang-orang yang dengannya senang hati, akhirnya kayu jati itu sukses diambil dari tempat yng sulit.
Era Sunan Kalijaga serta sahabat-sahabatnya hendak membawa kayu jati itu ke Kerajaan Demak bagi atau bisa juga dikatakan untuk dibuat saka guru Masjid Agung Demak, keempat kera itu menyatakan ingin ikut dan. Lantaran orang-orang bukan kita-kita, Sunan Kalijaga keberatan. Akan tetapi menjdai balas jasa, kera-kera itu mendapatkan anugerah daerah hutan di sekitar gua. Orang-orang diberi kewenangan ngreho (bahasa Jawa) yng berguna ”memihara” ataupun ”melindungi”. Dari kata ngreho itulah nama Gua Kreo berasal, serta sejak itu kera-kera yng menghuni daerah ini dianggap menjdai pemelihara ataupun penjaga.
Hingga saat ini, Gua Kreo yng terdapat atau terletak di lereng Bukit Kreo, salah satunya objek paling favorit yng didatangi pengunjung. Pendapat dari Karyadi, kedalaman gua mencapai 25 meter. Sekitar 10 meter di sebelah kanan Gua Kreo, ada lagi sebuah gua bernama Gua Landak.
”Gua Landak kedalamannya 30 meter. Namun gua ini dibuat oleh pengelola Gua Kreo, bukan petilasan Sunan Kalijaga,” kata Karyadi.
Bagi pengunjung yng punya nyali, tidak sedikit yng berani memasuki kedua gua itu cuma bagi atau bisa juga dikatakan untuk berfoto-ria. Selanjutnya, kami melacak petilasan Sunan Kalijaga ke puncak Bukit Kreo yng berketinggian 350 meter di atas permukaan laut. Di situ terdapat monumen batu.

Monumen ini dibangun bagi atau bisa juga dikatakan untuk menandai petilasan Sunan Kalijaga era dia bersama sahabat-sahabatnya serta empat kera yng membantu, mengadakan acara selamatan yang dengannya makan bersama, menjdai rasa syukur orang-orang sudah sukses mengambil kayu jati dari tempat yng sulit. Lauknya merupakan sate kambing.
Seusai makan, tusuk-tusuk sate itu dibuang ke tanah sampai-sampai terdengar bunyi gemerincing. Tempat dibuangnya tusuk sate itu lantas tumbuh serumpun bambu yng dinamakan bambu kerincing. Ajaibnya, batang bambu itu disaat dipatahkan tercium aroma daging kambing.


Source Articles & Image : cakrawalatour.com

Seputar Menelusur jejak Legenda wisata Gua Kreo di Semarang – “wisata semarang goa kreo”

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Menelusur jejak Legenda wisata Gua Kreo di Semarang – “wisata semarang goa kreo”