-->

Legenda Gunung Tangkuban Perahu atau Kisah Sangkuriang dan Dayang Sumbi

- 1/27/2017

Legenda Gunung Tangkuban Perahu atau Kisah Sangkuriang dan Dayang Sumbi

 
Legenda Gunung Tangkuban Perahu ataupun Kisah Sangkuriang serta Dayang Sumbi, Tempat Wisata Terindah - Gunung Tangkuban Perahu adalah sebuah gung berapi yng terdapat di Provinsi Jawa Barat. Gunung ini Amat terkenal di Indonesia menjadikan telah menjadi tujuan wisata yng Amat digemari masyarakat. Di Lokasi ini terdapat Kawah Ratu yng mempunyai pemandangan yng Amat indah.

Kalau berbicara mengenai tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu maka tak akan bisa dilepaskan dari sebuah legenda yng Amat terkenal mengenai Legenda Gunung Tangkuban Perahu. Legenda Gunung Tangkuban Perahu ini bercerita kisah ihwal Sangkuriang serta Dayang Sumbi. Dalam tulisan atau artikel ini akan kita sampaikan Legenda yng berbahasa Indonesia. Andaikan kamu menginginkan Legenda Gunung Tangkuban Perahu dalam bahasa Jawa ataupun Sunda ataupun malah dalam bahasa inggris, mungkin kalau ada peluang akan kita sampaikan lain kali.
Mari kita ikuti bersama Legenda Gunung Tangkuban Perahu ini :
Dikisahkan di kahyangan ada sepasang dewa dan dewi yng berbuat kekeliruan, jadi oleh Sang Hyang Tunggal orang-orang dikutuk turun ke bumi dalam bentuk hewan. Sang dewi berpindah jadi babi hutan (celeng) bernama celeng Wayung Hyang, sedang sang dewa berpindah jadi anjing bernama si Tumang. Orang-orang mesti turun ke bumi menjalankan hukuman dan bertapa mohon pengampunan agar mampu kembali ke wujudnya jadi dewa-dewi kembali.
Dikisahkan bahwasanya Raja Sungging Perbangkara tengah pergi berburu. Di dalam rimba Sang Raja Buang air seni yng tertampung dalam daun caring (keladi rimba), dalam versi lain dijelaskan air kemih sang raja tertampung dalam batok kelapa. Seekor babi hutan betina bernama Celeng Wayung Hyang yng tengah bertapa tengah kehausan, ia lalu tanpa ada berniat meminum air seni sang raja tadi. Wayung Hyang yang dengannya cara ajaib hamil dan melahirkan seseorang bayi yng cantik, lantaran pada intinya ia adalah seorang dewi. Bayi cantik itu diketemukan di dalam rimba oleh sang raja yang tak mengerti bahwasanya ia merupakan putrinya. Bayi wanita itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan dinamakan Dayang Sumbi yang dengannya sebutan lain Rarasati. Dayang Sumbi tumbuh jadi gadis yng Amat cantik jelita. Tidak sedikit beberapa raja dan pangeran yng mau meminangnya, akan tetapi seseorang pun tidak ada yng di terima.
Pada akhirnya beberapa raja saling berperang diantara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permintaannya sendiri mengasingkan diri di suatu bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Era tengah asik menenun kain, torompong (torak) yng tengah dipakai bertenun kain terjatuh ke bawah bale-bale. Dayang Sumbi lantaran terasa malas, terlontar perkataan tanpa ada dipikir dahulu, dia berjanji siapa pun yng mengambilkan torak yng terjatuh andaikan berjenis kelamin laki-laki, bakal jadikan suaminya, bila wanita bakal jadikan saudarinya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan pada Dayang Sumbi. Penyebabnya yaitu perkataannya itu Dayang Sumbi mesti memegang teguh persumpahan dan janjinya, jadi ia pun mesti menikah yang dengannya si Tumang. Lantaran malu, kerajaan mengasingkan Dayang Sumbi ke rimba bagi atau bisa juga dikatakan untuk hidup cuma ditemani si Tumang. Era malam bln. purnama, si Tumang mampu kembali ke bentuk aslinya pun menjdai dewa yng ganteng, Dayang Sumbi menduga ia punya mimpi bercumbu yang dengannya dewa yng ganteng yng sebetulnya yakni bentuk asli si Tumang. Jadi Dayang Sumbi pada akhirnya melahirkan bayi laki-laki yng dinamakan Sangkuriang. Sangkuriang tumbuh jadi anak yng kuat dan ganteng.
Satu era Dayang Sumbi tengah mendambakan makan hati menjangan, jadi ia memerintahkan Sangkuriang ditemani si Tumang bagi atau bisa juga dikatakan untuk berburu ke rimba. Sesudah demikian lama Sangkuriang berburu, akan tetapi tidak terlihat hewan buruan seekorpun. Hingga pada akhirnya Sangkuriang lihat seekor babi rimba yng gemuk melarikan diri. Sangkuriang menyuruh si Tumang bagi atau bisa juga dikatakan untuk menguber babi rimba yng nyatanya yakni Celeng Wayung Hyang. Lantaran si Tumang mengetahui Celeng Wayung Hyang yakni nenek dari Sangkuriang sendiri jadi si Tumang tidak pendapat dari. Lantaran jengkel Sangkuriang menakut-nakuti si Tumang yang dengannya panah, walau demikian yang dengannya cara tak berniat anak panah lepas dan si Tumang terbunuh tertusuk anak panah. Sangkuriang resah, kemudian lantaran tak mampu hewan buruan jadi Sangkuriang pun menyembelih badan si Tumang dan mengambil hatinya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan pada Dayang Sumbi, kemudian dimasak dan dimakannya. Sesudah Dayang Sumbi tahu bahwasanya yng dimakannya yakni hati si Tumang, suaminya sendiri, jadi kemarahannya pun mencapai puncak serta-merta kepala Sangkuriang dipukul yang dengannya sendok yng terbuat dari tempurung kelapa sampai-sampai terluka.
Sangkuriang ketakutan dan lari meninggalkan rumah. Dayang Sumbi yng menyesali tindakannya telah mengusir anaknya, mencari dan memanggil-manggil Sangkuriang ke rimba memohonnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk selekasnya pulang, walau demikian Sangkuriang telah pergi. Dayang Sumbi sangatlah sedih dan memohon pada Sang Hyang Tunggal agar nantinya dipertemukan kembali yang dengannya anaknya. Karenanya Dayang Sumbi menggerakkan tapa dan laris cuma mengonsumsi tumbuh-tumbuhan dan sayuran mentah (lalapan). Sangkuriang sendiri pergi mengembara melingkari dunia. Sangkuriang pergi berguru pada tidak sedikit pertapa sakti, sampai-sampai Sangkuriang era ini bukanlah bocah lagi, akan tetapi telah tumbuh jadi seseorang pemuda yng kuat, sakti, dan gagah perkasa. Sesudah demikian lama jalan ke arah timur pada akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa ada sadar telah tiba kembali ditempat Dayang Sumbi, ibunya ada. Sangkuriang tidak mengetahui bahwasanya putri cantik yng diketemukannya yakni Dayang Sumbi - ibunya. Lantaran Dayang Sumbi lakukan tapa dan laris cuma mengonsumsi tanaman mentah, jadi Dayang Sumbi jadi terus cantik dan awet muda. Dayang Sumbi pun awal mulanya tidak mengerti bahwasanya sang ksatria ganteng itu yakni putranya sendiri. Kemudian ke-2 insan itu berkasih mesra. Waktu Sangkuriang tengah bertumpu mesra dan Dayang Sumbi menyisir rambut Sangkuriang, tanpa ada berniat Dayang Sumbi tahu bahwasanya Sangkuriang yakni putranya, yang dengannya sinyal luka di kepalanya, sisa pukulan sendok Dayang Sumbi. Walaupun itu Sangkuriang terus memaksakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menikahinya. Dayang Sumbi sekuat tenaga mencoba bagi atau bisa juga dikatakan untuk menampik. Jadi ia pun bersiasat bagi atau bisa juga dikatakan untuk memastikan prasyarat pinangan yng tak mungkin saja dipenuhi Sangkuriang. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membikinkan perahu dan telaga (danau) kurun waktu semalam yang dengannya membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.
Jadi dibuatlah perahu dari suatu pohon yng tumbuh di arah timur, tunggul/pokok pohon itu berpindah jadi gunung Bukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di samping barat dan jadi Gunung Burangrang. Yang dengannya pertolongan beberapa guriang (mahluk halus), bendungan pun nyaris usai ditangani. Akan tetapi Dayang Sumbi memohon pada Sang Hyang Tunggal agar kemauan Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menyebarkan helai kain boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), jadi kain putih itu bersinar semisal fajar yng merekah di ufuk timur. Beberapa guriang mahluk halus anak buah Sangkuriang ketakutan lantaran menduga hari mulai pagi, jadi merekapun lari menghilang bersembunyi didalam tanah. Lantaran tak sukses penuhi prasyarat Dayang Sumbi, Sangkuriang jadi gusar dan mengamuk. Di puncak kemarahannya, bendungan yng ada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat peredaran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan berubah menjadi jadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun jadi surut kembali. Perahu yng ditangani yang dengannya bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berpindah bentuk jadi Gunung Tangkuban Perahu.
Sangkuriang selalu menguber Dayang Sumbi yng lari hindari kejaran anaknya yng telah kehilangan akal sehatnya itu. Dayang Sumbi nyaris tertangkap oleh Sangkuriang di Gunung Putri dan ia pun memohon pada Sang Hyang Tunggal agar menyelamatkannya, jadi Dayang Sumbi pun berpindah jadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang sesudah tiba di suatu tempat yng dimaksud yang dengannya Ujung berung pada akhirnya menghilang ke alam gaib (ngahiyang).
Sumber Cerita : Wikipedia


Source Articles & Image : tempatwisatadaerah.blogspot.co.id

Seputar Legenda Gunung Tangkuban Perahu atau Kisah Sangkuriang dan Dayang Sumbi

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Legenda Gunung Tangkuban Perahu atau Kisah Sangkuriang dan Dayang Sumbi