-->

Ziarah ke Makam Sunan Bayat, Sebuah Wisata Religi di Klaten

- 1/11/2017

Ziarah ke Makam Sunan Bayat, Sebuah Wisata Religi di Klaten

 
Ziarah ke Makam Sunan Bayat, Sebuah Wisata Religi di Klaten, Tempat Wisata Terindah - Sunan Bayat merupakan nama lain dari Ki Ageng Pandanaran, seorang Adipati di daerah Pandanaran (saat ini Semarang) yng lantas menjadi murid Sunan Kalijaga serta menjadi penyebar Agama Islam di sekitar Bayat, Klaten. Adipati Pandanaran diangkat oleh RajanDemak Bintoro. Lokasi Makam Sunan Bayat ataupun Sunan Pandanaran ada di Desa Paseban Kecamatan bayat Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Kompleks makam ini terdapat atau terletak di ataas sebuah perbukitan yng Suka disebut Gunung Jabalkat.
Makam Sunan Bayat ataupun Tembayat selalu dikunjungi oleh para peziarah di sekitar Jawa Tengah. Nama beliau memanglah telah terkenal diantara para Wali. Meskipun tak masuk dalam Walisongo, akan tetapi tidak sedikit yng menganggap bahwasanya Sunan Bayat merupakan sunan ke sepuluh.(Baca : 7 Tempat Wisata di Klaten yng Menarik )
Gambar Lokasi Makam Sunan Bayat
Gambar Lokasi Makam Sunan Bayat

Advertisement
Cerita wacana Sunan Tembayat ataupun Ki Ageng Pandanaran Amat erat kaitannya yang dengannya Kisah Asal-Usul Kota Salatiga. Dimana sesudah Ki Ageng Pandanaran memutuskan bagi atau bisa juga dikatakan untuk ke Gunung Jabalkat bagi atau bisa juga dikatakan untuk berguru pada Sunan Kalijaga. Ki Ageng Pandanaran serta Sunan Kalijaga berangkat bersamaan, sedangkan istri Ki Ageng Pandanaran menyusul suaminya di belakang. Dikisahkan istri Ki Ageng Pandanaran ini belum mampu meninggalkan keduniawian, menjadikan sebelum berangkat dia bawa harta kekayaaannya yng berupa emas perhiasan serta dimasukkan dalam batang bambu.Dalam perjalanannya dari Semarang ke Gunung Jabalkat di Bayat, Sunan Kalijaga serta Ki Ageng Pandanaran dicegat oleh 3 perampok. Lantaran terasa tak membawa harta benda bernilai, Sunan Kalijaga menjawab yang dengannya tenang, bahwasanya orang-orang tak punya apa-apa. Akan tetapi Sunan Kalijaga mengatakan pada perampok bagi atau bisa juga dikatakan untuk menunggu, lantaran sebentar lagi ada wanita yag akan lewat membawa tidak sedikit perhiasan yng dimasukkan dalam tongkat bambu. Perampok itu pun pendapat dari saja apa kata Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga serta Ki Ageng Pandanaran melanjutkan perjalanan. Tidak lama berselang sampailah istri Ki Ageng Pandanaran ke tempat para perampok berada. Benar saja, perampok langsung meminta tongkat Nyi ageng yng berisi emas permata itu. Lantaran takut, Nyi Ageng Pandanaran lantas lari menyusul suaminya serta Sunan Kalijaga. Sesudah bertemu Sunan Kalijaga, Istri Ki Ageng Pandanaran bercerita semuanya. Sunan Kalijaga lantas berujar bahwasanya kelak daerah itu akan diberi nama yang dengannya nama "Salatiga", yng berasal dari kata salah tiga. Konon kata itu diambil lantaran dalam peristiwa itu ada 3 pihak yng bersalah, yakni Istri ki Ageng Pandanaran sendiri, Ki Ageng Pandanaran yng tak bisa membimbing istrinya serta para perampok. Versi lain mengatakan kata "tiga" merujuk pada jumlah perampok yng berjumlah 3.
Era ini Makam Sunan Tembayat tidak sedikit dikunjungi oleh peziarah dari luar daerah. Diantara orang-orang ada yng benar-benar ingin berziarah, namun ada pun yng mempunyai tujuan lain semisal ingin ngalap berkah maupun mencari pesugihan.

Source Articles & Image : tempatwisatadaerah.blogspot.co.id

Seputar Ziarah ke Makam Sunan Bayat, Sebuah Wisata Religi di Klaten

 

Cari Artikel Selain Ziarah ke Makam Sunan Bayat, Sebuah Wisata Religi di Klaten